Makna Dibalik Lagu System of a Down ~ Toxicity
Toxicity bisa diartikan sebagai zat racun yang jika tercemar, bisa berdampak terhadap seluruh organisme yang hidup di lingkungannya. Namun, toxic di lagu ini...
Jika kita melihat
judul lagunya, “Toxicity” bisa diartikan sebagai zat racun yang jika
tercemar, bisa berdampak terhadap seluruh organisme yang hidup di
lingkungannya. Namun, toksisitas pada lagu ini sepertinya mengarah pada
prilaku manusia yang menyimpang atau prilaku buruk manusia. Prilaku manusia
yang menyimpang tersebut dianggap sebagai “racun” yang secara tidak sadar
berdampak pada diri mereka sendiri, pada masyarakat, kota mereka, bahkan
dunia.
Penasaran bagaimana interpretasinya? Yuk lah kita bedah lagunya bait demi bait. Baca sampai habis ya, kesimpulan ada di akhir tulisan. |
Conversion, software
version 7.0
Konversi, software versi
7.0
Looking at life
through the eyes of a tire hub
Melihat hidup lewat mata
pusat ban
Eating seeds is a
pastime activity
Makan biji-bijian adalah
aktifitas waktu senggang
The toxicity of our
city, of our city
Beracunnya kota kita
|
Lirik ini
menggambarkan tentang bagaimana dunia semakin berkembang dalam hal teknologi.
“software version 7.0”bisa dimaknai sebagai kecanggihan internet,
media massa, komputer, maupun smartphone. Dijelaskan lebih mendalam lewat
lirik “Looking at life through the eyes of a tire hub” bahwa kehebatan
teknologi khususnya media dan internet telah menjadi bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan, semua infomasi ada disitu. Bayangkan, kita
sekarang tak perlu datang ke paris untuk melihat kota paris, tinggal buka
internet, kita sudah bisa melihat kota paris bukan? Namun tetap saja
ketergantungan manusia secara berlebih terhadap teknologi kadang menimbulkan
suatu 'penyakit baru/racun' yang membuat manusia malas berpikir. Lirik “Eating
seeds” secara tersirat menggambarkan tentang prilaku menyimpang manusia
yang hanya hidup didepan layar lcd laptop ataupun handphone dengan memakan
cemilan. Prilaku ini sendiri, di negara jepang disebut hikonomori, dimana
setidaknya setengah juta pria muda di Jepang dianggap telah menarik diri dari
masyarakat, dan menolak untuk meninggalkan kamar tidur mereka dengan salah
satu alasanya adalah kecanduan internet dan video game.
|
Now, what do you own
the world?
Kini, apa yang kau
miliki di dunia?
How do you own
disorder, disorder
Bagaimana kau bisa punya
kekacauan, kekacauan
Now somewhere between
the sacred silence
Kini di suatu tempat
antara keheningan sakral
Sacred silence and
sleep
Keheningan sakral dan
tidur
Somewhere, between the
sacred silence and sleep
Suatu tempat, di antara
keheningan sakral dan tidur
Disorder, disorder,
disorder
Kekacauan, kekacauan,
kekacauan
|
Lirik ref ini pada
dasarnya menyentil kita tentang bagaimana dunia maya bekerja. digambarkan
lewat lirik ini, kita terjebak dalam kehidupan palsu internet, kehidupan yang
sebenarnya kita tak bisa kita miliki karna tak nyata. Sehingga kita apatis
terhadap dunia luar. Memilih diam menatap hp daripada mengobrol dengan teman,
menyendiri dalam keheningan di kamar menatap monitor daripada bersosialisasi
terhadap masyarakat.
|
More wood for their
fires, loud neighbours
Lebih banyak kayu untuk
api mereka, tetangga yang ribut
Flashlight reveries
caught in the headlights of a truck
Fantasi lampu sorot
terperangkap di lampu depan truk
Eating seeds is a
pastime activity
Makan biji-bijian adalah
aktifitas waktu senggang
The toxicity of our
city, our city
Beracunnya kota kita
|
Lirik ini menekankan
bahwa kita terlau banyak hidup di dunia maya tanpa pernah memperhatikan
ributnya kehidupan nyata, mereka apatis terhadap lingkungannya, bahkan ketika
tetangga (orang terdekat) punya masalah. Jangan kan orang lain, orang yang
kecanduan teknologi juga apatis terhadap keselamatanya sendiri. Lirik “caught
in the headlights of a truck” bisa jadi adalah sebuah gambaran tentang
bagaimana seseorang lebih memilih memperhatikan layar handphone daripada bak
belakang truk saat berkendara. Tak ayal, keteledoran yang sepele tersebut
malah bisa menghilangkan nyawanya.
|
When I became the sun
Saat aku menjadi mentari
I shone life into the
mans' hearts
Kusinarkan kehidupan ke
dalam hati manusia
When I became the sun
Saat aku menjadi mentari
I shone life into the
mans' hearts
Kusinarkan kehidupan ke
dalam hati manusia
|
Lirik penutup ini
seolah memperingatkan pada kita, bahwa sebagai manusia, kita itu hidup dalam
kenyataan jadi berbuatlah kebaikan (menjadi mentari/menjadi penerang),
sehingga nantinya perbuatan kita juga berdampak baik terhadap lingkungan
masyarakat.
|
Kesimpulan:
Setelah kita
interpretasi dan maknai semua lirik lagunya, dapat kita simpulkan bahwa lagu
ini bercerita tentang kehebatan teknologi khususnya media dan internet yang
telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Namun, kecanggihan
teknologi tersebut seringkali menimbulkan “masalah/racun” bagi kehidupan
manusia. Hal tersebut dapat terlihat dari prilaku manusia yang ketergantungan
secara berlebih terhadap teknologi internet dunia maya, sehingga mereka
apatis dengan lingkungan yang nyata, apatis terhadap dunia luar. Memilih diam
menatap hp daripada mengobrol dengan teman, menyendiri dalam keheningan di
kamar dengan menatap monitor daripada bersosialisasi terhadap masyarakat,
Mereka malas berpikir karna tinggal membuka internet semua
informasi ada. Poin yang penting di lagu ini adalah tentang bagaimana lirik
terakhir yang secara tersirat memperingatkan pada kita, bahwa sebagai
manusia, kita itu hidup dalam kenyataan. jadi berbuatlah kebaikan (menjadi
mentari/menjadi penerang), sehingga nantinya perbuatan kita juga berdampak
baik terhadap lingkungan masyarakat. Lagu yang keren.
*lagu ini oleh
beberapa orang diartikan sebagai lagu pembantaian warga Armenia, . lirik “Eating seeds is a pastime
activity” dikatakan bermakna sebagai budaya masyarakat Armenia memakan biji bunga matahari jika
dijelaskan lewat kacamata pembantaian warga Armenia. lirik "loud neighbours" artinya tetangga berisik juga dimaksudkan sebagai sindiran atas negara Azerbaijan dan turki, yang sering berperang dengan armenia. jadi dapat disimpulkan bahwa lagu ini juga ber- cerita tentang Armenia, semua simbol2 eating seed, do your own disorder mengarah ke bobroknya birokrasi di sana.
*Penulis lirik lagu Toxicity adalah Daron
Malakian, Serj Tankian, Shavo Odadjian and John Dolmayan. Lagu ini rilis
tahun 2001. Sedangkan interpretasi pemaknaan pada lirik lagu ini berasal dari
pendapat pribadi penulis blog.
System of a Down ~ Toxicity (Official Video) |
5 komentar